Mengapa sekarang kita sering mengeluhkan sulitnya khusyuk dalam salat,
tidak bisa menangis karena takut kepada Allah?
Karena fokus hati kita sudah terpecah dengan memikirkan kesenangan dunia,
dengan syahwat dan kelezatannya,
dengan berbagai masalah dan kekhawatirannya,
karena ada noda itu di dalam hati kita.
Inilah masalahnya!
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan senda gurau,
perhiasan, dan saling berbangga di antara kalian,
serta berlomba memperbanyak kekayaan dan anak keturunan,
hal itu seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani,
namun kemudian, semua itu menjadi kering, dan kamu lihat warnanya menguning, lalu hancur.” (QS. Al-Hadid: 20)
Inilah realita dunia, bagi mereka yang menjadikannya sebagai tujuan hidup.
Adapun mereka yang hidup di dunia, dan tujuannya adalah akhirat,
maka dunia menjadi ladang dan jalan baginya menuju akhirat.
Maka, seorang Muslim, hendaknya jangan sampai mengaitkan hatinya
pada kenikmatan-kenikmatan dunia ini,
dan hendaknya seorang Muslim tidak memperbanyak hal-hal tersier yang tidak penting
dan kesenangan dunia, karena inilah penyakit di zaman kita ini.
Hidup kita semuanya menjadi serba bermewah-mewah dan bersenang-senang. Allahul musta’an!
Oleh karena itu, mengapa manusia menjadi sibuk?
Karena banyaknya kesenangan hidup yang dia miliki di dunia.
Dia menjadi sibuk! Anda tanya seseorang, “Kemana Anda pergi, sore tadi?”
“Aku pergi ke tempat itu untuk keperluan itu.”
“Hari ini, aku pergi ke sini.” “Hari ini, aku pergi ke sana.”
Semuanya demi sesuatu, yang pada akhirnya
tidak begitu dibutuhkan oleh seseorang.
Hidupnya tidak akan terganggu, jika dia meninggalkan hal-hal ini.
Tapi, demikianlah, sangat disayangkan, hidup kita jadi seperti itu.
Kita meminta kepada Allah Ta’ālā agar melindungi kita dari kotoran ini,
kotoran dunia dan keterkaitan hati padanya,
dan menjadikan fokus utama kita adalah agama kita,
perhatian terbesar kita adalah Allah, dan perjumpaan dengan Allah Yang Mahamulia dan Mahatinggi.
====
لِمَاذَا الْيَوْمَ نَحْنُ نَشْتَكِي مِنْ قِلَّةِ الْخُشُوعِ فِي الصَّلَاةِ
مِنْ عَدَمِ الْبُكَاءِ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ؟
لِأَنَّ قُلُوبَنَا أَصْبَحَتْ مُفَرَّقَةً فِي مَتَاعِ الدُّنْيَا
فِي شَهَوَاتِهَا فِي مَلَذَّاتِهَا
فِي مَشَاكِلِهَا فِي هُمُومِهَا
لِأَنَّ لَهَا كَدَرًا فِي قُلُوبِنَا
هَذِهِ الْمُشْكِلَةُ
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ
وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ
وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ
كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ
ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا
هَذِهِ حَقِيقَةُ الدُّنْيَا لِمَنْ عَاشَ لِأَجْلِهَا
أَمَّا الَّذِي يَعِيشُ فِي الدُّنْيَا لِأَجْلِ الْآخِرَةِ
تَكُونُ الدُّنْيَا مَزْرَعَةً لِلْآخِرَةِ طَرِيقًا إِلَى الْآخِرَةِ
فَإِذَنْ عَلَى الْمُسْلِمِ أَنْ لَا يُعَلِّقَ قَلْبَهُ
بِهَذِهِ شَهَوَاتِ الدُّنْيَا
وَأَنْ يُكْثِرَ… عَلَى الْمُسْلِمِ أَنْ لَا يُكْثِرَ مِنَ الْكَمَالِيَّاتِ
وَمَتَاعِ الدُّنْيَا هَذِهِ مِنْ آفَاتِ عَصْرِنَا الْيَوْمَ
أَصْبَحَتْ حَيَاتُنَا وَاللهُ الْمُسْتَعَانُ كُلَّهَا كَمَالِيَّاتٍ وَرَفَاهِيَّاتٍ
وَلِذَلِكَ يُشْغَلُ الْإِنْسَانُ لِمَاذَا؟
لِكَثْرَةِ الْمَتَاعِ الَّذِي عِنْدَهُ فِي الدُّنْيَا
يُشْغَلُ تَسْأَلُ فُلَانًا أَيْنَ ذَهَبْتَ عَصْرَ الْيَوْمِ؟
ذَهَبْتُ إِلَى مَحَلِّ فُلَانٍ أُصَلِّحُ الْحَاجَةَ الْفُلَانِيَّةَ
وَذَهَبْتُ الْيَوْمَ إِلَى كَذَا
ذَهَبْتُ الْيَوْمَ إِلَى كَذَا
كُلٌّ لِأَجْلِ أَمْرٍ فِي النِّهَايَةِ
يَسْتَطِيعُ الْإِنْسَانُ أَنْ يَسْتَغْنِيَ عَنْهُ
لَنْ تَتَعَطَّلَ حَيَاتُهُ إِذَا تَرَكَ هَذِهِ الْأُمُورَ
لَكِن هَكَذَا حَيَاتُنَا أَصْبَحَتْ لِلْأَسَفِ
نَسَأَلُ اللهَ تَعَالَى أَنْ يَصُونَنَا مِنْ هَذِهِ الْأَوْحَالِ
أَوْحَالِ الدُّنْيَا وَالتَّعَلُّقِ بِهَا
وَيَجْعَلُ أَكْبَرَ هَمِّنَا هُوَ دِينُنَا
أَكْبَرَ هَمِّنَا هُوَ رَبُّنَا
أَكْبَرَ هَمِّنَا هُوَ لِقَاءُ اللهِ جَلَّ وَعَلَا